Laman

Minggu, 23 September 2012

Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar

sumber info-obat-untuk-awam.blogspot.com
Dunia pengelasan selalu dikelilingi oleh bahaya panas, mengalami luka bakar adalah hal yang sering terjadi. Untuk itu diperlukan pengetahuan pertolongan pertama saat terjadi accident. Tujuan pertolongan pertama pada luka bakar adalah untuk mengurangi rasa sakit, mencegah terjadinya infeksi, serta mengatasi peristiwa syok yang mungkin dialami korban. Caranya adalah dengan menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga dapat mencegah luka pada jaringan di bawahnya berkembang lebih parah lagi.

Berdasarkan keparahannya, ada 3 tingkatan luka bakar. Luka bakar tingkat I adalah luka bakar ringan dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian luar lapisan kulit. Contohnya adalah kulit terkena sengatan sinar matahari atau kontak langsung dengan objek yang panas seperti air mendidih. Luka bakar seperti ini umumnya tidak disertai kelepuhan pada kulit.

Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Pengobatan hepatitis B semakin lama semakin dikembangkan oleh berbagai Negara dan menjadi salah satu perhatian badan kesehatan dunia WHO.


Penyebab Hepatitis ternyata bukan hanya semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.

Exothermic Cutting

DO NOT TRY THIS, KEEP SAFETY FIRST!

Lance gouging memiliki nama lain yaitu exothermic cutting. Exothermic cutting adalah proses pemotongan material menggunakan thermal lance. 

Thermal Lance, thermic lance, oxygen lance atau burning bar adalah besi panjang berbentuk tube dengan alloy wire didalamnya, ada juga yang dicampur dengan aluminium atau magnesium untuk meningkatkan output panas. Rod ditempatkan dalam holder yang tersambung dengan supply oksigen bertekanan.

Dalam proses penggunaannya rod berbentuk tube tadi dipanaskan terlebih dahulu menggunakan oxyacetylene torch. Ketika ujung rod telah panas dan menyala maka tempelkan ke material yang akan dipotong. Panas yang dihasilkan akan dengan cepat meleburkan material. Panas yang dihasilkan dari proses ini berkisar antara 4940F-8130F. 

Gas Mulia (Inert Gas)

Dalam dunia pengelasan tentunya tak asing jika menyebut MIG (Metal Inert Gas). Proses pengelasan yang satu ini banyak diaplikasikan dalam dunia industri yang di dalam prosesnya memerlukan inert gas atau gas mulia sebagai gas pelindung. Nah, kali ini akan dibahas secara detail apa itu inert gas menurut chemical propertiesnya.  

Definisi Gas Mulia
Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor perindustrian. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif. Karena sifat stabilnya, unsur-unsur Gas Mulia ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2np6, kecuali He 1s2.

Sejarah Pengelasan

sumber arc-zone.com
Sejak sekitar 5000 tahun yang lalu, manusia telah mampu melakukan pengelasan. Proses las dilakukan dengan menyambung logam dengan cara memanaskan dua buah logam sampai mencapai titik leleh dari logam tersebut. Kemudian dua logam tadi akan ditumpuk dan kemudian dipalu untuk membentuk ikatan yang kuat. Salah satu bukti ditemukan di Lembah daerah Kerajaan pada tahun 1922 yang mengisyaratkan bahwa peti jenazah Raja Tutankhamen diperkirakan dibuat sekitar tahun 1360 SM dengan melibatkan proses pengelasan.

Api untuk memanaskan logam tersebut diperoleh dari pembakaran kayu atau arang, teknik ini dinamakan teknik las tempa. Namun cara semacam ini tentu akan memakan banyak waktu dan sangat tidak praktis. Selama berabad-abad, las tempa dipakai sebagai proses utama untuk menyambung logam tanpa banyak mengalami perkembangan.

Perkembangan Jenis- Jenis Pengelasan